Rabu, 11 Agustus 2010

Indahnya Toleransi Antar Umat Beragama

Di sini pernah terjadi sebuah keindahan menjalankan ibadah. Antar umat beragama saling menghormati. Tak hanya itu, mereka juga saling menunjukkan simpati sekaligus menolong antarumat beragama. Bahkan setiap bulan Ramadan, ratusan muslim berbuka puasa di dalam gereja. Begitulah kenyataan yang sempat terjadi di Solo, Jawa Tengah.

Gereja Kristen Jawa Manahan, Solo, sudah menggelar acara buka bersama sejak 13 tahun yang lalu. Ini telah berlangsung sejak krisis moneter melanda negeri sekitar tahun 1997. Awalnya didasari oleh rasa iba kepada saudara muslim yang kurang mampu. Sebagian besar yang ikut serta kegiatan itu adalah tukang becang, buruh bangunan, pedagang asongan dan lain-lain.

Tapi, perlu diingat, buka puasa bersama ini tidak gratis. Harga makanannya dipungut biaya Rp 500 per porsi, mereka bisa menghemat pengeluaran uang konsumsi dibandingkan dengan memasak sendiri. Pihak GKJ Manahan berharap dengan bisa menghemat, ketika Lebaran mereka akan memiliki uang yang cukup untuk merayakan hari idul fitri itu.

Setiap harinya, sedikitnya ada 200 – 300 orang yang ikut kegiata buka bersama di salah satu ruangan di GKJ Manahan. Setiap mendekati waktu buka puasa, halaman GKJ Manahan akan dipenuhi dengan becak dan sepeda onthel milik masyarakat yang kurang beruntung tersebut. Selain itu, dari kalangan umat Kristen juga sibuk mempersiapkan hidangan yang akan disajikan.

Menu buka puasa yang disajikan juga selalu berganti setiap harinya. Kadang, kari ayam, soto ayam maupun sop ayam. Intinya masakan yang berkuah dan menggunakan daging ayam. Pihak panita lebih memilih daging ayam daripada daging sapi. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pencampuran daging sapi dengan daging lainnya yang diharamkan oleh agama islam.

Untuk memasak, pihak GKJ Manahan Solo menyerahkan kepada para ibu-ibu jemaat gereja untuk memasaknya. Pihak gereja juga meyakinkan bahwa semua masakannya halal. Bahkan, seringkali organisasi agama Islam melakukan pengecekan dalam hal memasak. Pihak GKJ Manahan sangat menghormati umat Islam sehingga mempersilahkan untuk melihat proses memasaknya jika ada kekhawatiran.

Kegiatan ini tidak ada misi atapun pesan tertentu untuk melakukan kristenisasi kepada umat Islam. Bahkan, pihak gereja juga mengundang kepada para ustad untuk memberikan kuliah tujuh menit sebelum melakukan buka puasa. Selain itu, pihak gereja juga menyiapkan tempat untuk melakukan sholat maghrib di salah satu ruangan di komplek gereja.

Namun, semua itu kini akan tinggal kenangan. Sebabnya, muncul sebuah kelompok bernama Forum Ukhuwah Islamiyah Elemen Umat Islam Surakarta yang menolak buka bersama yang digelar gereja itu. Menurut Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Solo, Dahlan Harjo Taruno, buka bersama masuk ke wilayah ibadah umat muslim.

"Musyarawarah sejumlah elemen umat Islam se- Surakarta menolaknya," kata Dahlan. "Sebagai gantinya sejumlah masjid di Surakatya akan menggelar acara buka bersama secara gratis."

Ketua Bhinneka Peduli Kemanusiaan dan Perdamaian Solo sebagai penyelenggara bersama GKJ Manahan, H Zainal Abidin Achmad, mengatakan tidak mempermasalahkan penolakan itu.

“Kami malah bersyukur. Saya pun berharap semoga buka bersama yang dilakukan forum tersebut lebih baik dari kita,” katanya. “Yang kita inginkan adalah suasana kondusif, rukun dan damai. Jadi, kita menghargai keinginan atas penolakan ini."

Marilah kita menjaga kerukunan antar umat beragama. Jika memang pihak gereja tersebut tulus, tidak ada salahnya juga mereka menyelenggarakan. Untuk Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Solo janganlah berburuksangka. Bukankah islam juga mengajarkan untuk saling membantu tidak peduli mereka beragama apa ?! Sayang ya.. Seandainya kalau bisa dilanjutkan, mungkin kerukunan antar umat beragama makin erat lagi. Apa lagi di bulan ramadhan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar