Senin, 19 April 2010

Abu Vulkanik dapat menyebabkan mesin pesawat mati !!

Awan abu tebal yang tiada henti mengepul dari gunung berapi Islandia memaksa seluruh penerbangan menuju Eropa Utara dihentikan sejak pekan lalu. Semburan debu tebal yang dimuntahkan gunung berapi Eyjafjallajokull itu tiada henti terpompa keluar bersamaan dengan gempa yang terus mengguncang Islandia.

"Kami menganggap hal ini sebagai sinyal baik dan buruk," kata Einar Kjartansson, ahli geofisika di Badan Meteorologi Islandia. "Sinyal itu menunjukkan bahwa erupsi akan menurun, tapi petunjuk lainnya mengindikasikan aktivitas gunung itu belum menurun." Kjartansson yakin gunung berapi itu telah mencairkan 10 persen gletser di sekitarnya, tapi mencairnya salju tersebut telah melambat dalam beberapa jam terakhir.

Meski demikian, itu tak berarti Eropa akan pulih dari awan abu yang memenuhi atmosfer dengan partikel kaca dan batuan halus yang mengancam mesin pesawat jet. Gletser di puncak gunung berapi itu tebalnya sekitar 200 meter, jauh lebih tipis daripada gletser yang berada di puncak gunung berapi lain. Itu berarti hanya sedikit air dan es yang menghalangi letusan dan menghasilkan uap. "Mungkin itu artinya produksi abu yang lebih intensif," kata Kjartansson.

Awan abu yang disemburkan Eyjafjallajokull itu membubung begitu tinggi, hingga 16,8 kilometer, sehingga dianggap tidak menimbulkan dampak kesehatan bagi orang yang tinggal di dekat kawasan itu. Sebaliknya, awan abu bercampur serpihan kaca yang terbentuk dari pasir silika itu merupakan ancaman serius terhadap mesin pesawat.

Dr Dougal Jerram, seorang ahli ilmu kebumian di University of Durham, Inggris, menyatakan letusan gunung api itu berbahaya karena bermuatan dengan gas yang akan memuai dan berkembang menjadi gumpalan awan abu raksasa ketika mencapai permukaan. "Ini menyebabkan terjadinya letusan yang dahsyat dan abu halus tersebut disemburkan ke atmosfer," ujarnya. "Jika terlontar cukup tinggi, abu dapat mencapai angin tinggi dan tersebar ke seluruh dunia, misalnya, dari Islandia ke Eropa. Angin tinggi itulah tempat pesawat terbang mengarungi langit."

Dengan mempertimbangkan keselamatan penerbangan, pengelola bandar udara Inggris (BAA) memutuskan menghentikan seluruh penerbangan di Heathrow, Stansted, dan Gatwick. "Larangan lalu lintas udara telah diterapkan sesuai dengan ketentuan," kata David Rothery, peneliti gunung berapi dari Open University, Inggris. "Jika partikel abu vulkanik terserap ke dalam mesin jet, mereka akan terakumulasi dan menyumbat mesin dengan lelehan kaca."

Pada 1982, dua jumbo jet British Airways dan Singapore Airlines mengalami mati mesin ketika terbang di atas Indonesia, menembus awan abu yang disemburkan Gunung Galunggung di Tasikmalaya. Berbagai laporan menyebutkan bahwa abu menggores kaca pesawat hingga rusak dan menyumbat mesin, yang hanya bisa dinyalakan kembali bila kaca telah membeku dan pecah. Kaca itu berasal dari silika yang terdapat dalam abu vulkanik yang meleleh menjadi kaca karena tingginya panas mesin.

Sebuah penerbangan maskapai Belanda KLM juga mencicipi pengalaman serupa ketika terbang melewati Alaska pada 1989. Stewart John, anggota Royal Academy of Engineering dan mantan presiden Royal Aeronautical Society, mengungkapkan, abu dapat menyebabkan kerusakan parah. "Debu ini benar-benar material berbahaya," katanya kepada BBC NEWS. "Abu vulkanik itu sangat halus dan jika sampai masuk ke mesin jet, abu itu akan menutupi seluruh lubang ventilasi yang menyalurkan udara pendingin. Mesin jet beroperasi pada temperatur sekitar 2.000 derajat Celsius, dan logam tak dapat bertahan pada suhu setinggi itu. Mesin akan langsung mati."

Menurut John, dalam kasus penerbangan British Airways pada 1982, ketika pesawat keluar dari awan abu itu pilot berulang kali mencoba menyalakan mesin kembali. "Pesawat kehilangan ketinggian dan terus turun, tapi pada menit terakhir, satu mesin menyala," katanya. Dengan berulang kali menyalakan dan mematikan mesin dan aliran udara bersih terserap masuk, dia berhasil meniup abu itu keluar."

Hasil dari insiden yang nyaris berakhir tragis itu, manual prosedur darurat bagi para pilot pun diubah. "Sebelumnya, ketika mesin mulai mati, praktek standar adalah meningkatkan tenaga," kata Rothery. "Itu justru memperburuk masalah abu. Pada saat ini, seorang pilot mengurangi ketinggian hingga berada jauh di bawah awan abu itu sesegera mungkin. Masuknya udara bersih dan dingin biasanya cukup untuk memecahkan kaca dan membersihkan mesin yang sempat tersumbat."

Masalah mesin memang sudah teratasi, tapi ada satu masalah yang belum diketahui cara untuk mengatasinya, yakni kaca kokpit yang buram karena penuh guratan. "Kaca depan begitu buram karena tergores abu sehingga tak dapat digunakan, jadi pesawat harus mendarat dengan mengandalkan peralatan karena pilot tak bisa melihat apa pun."

John tak bisa memprediksi berapa lama masalah itu akan berlangsung. "Ini seperti topan karena kamu tak bisa terbang menembusnya, kamu juga tak bisa langsung memantaunya, sehingga kita harus mengandalkan pencitraan satelit dan mencoba menghindarinya.
Diperkirakan Eyjafjallajokull masih memerlukan waktu beberapa bulan untuk melelehkan sisa gletser yang menutupinya. Pada saat itu, ucap Kjartansson, abu dan uap akan mengalir bersama lava.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar